8 KEBIASAAN YANG MEMBUAT PENGUSAHA UKM SULIT BERKEMBANG

8 kebiasaan yang membuat pengusaha UKM sulit berkembang. Ironisnya, sebagian besar pengusaha justru tidak menyadari hal ini.

1. One Man Show, Tidak Membuat Organisasi Bisnis
Menjadi raja memang enak. Namun jangan sampai terjebak kenyamanannya. Kita harus senantiasa ingat bahwa kepala kita hanya satu, tangan dan kaki kita masing-masing hanya sepasang. Padahal bisnis makin lama makin berkembang, urusannya makin kompleks, dan seringkali kita tidak mampu menanganinya sendirian. Pada titik inilah kita harus mulai memberikan delegasi tugas, wewenang dan tanggung jawab pada orang lain untuk mengelola bisnis kita.

Mendelegasikan tugas, wewenang dan tanggung jawab bagi sebagian orang bukan hal yang mudah, sehingga mereka memilih one man show. Akibatnya mudah diduga. Keterbatasan kemampuan kita membuat bisnis kita tidak mampu berkembang menjadi lebih besar lagi. Konglomerat sukses karena mereka menjalankan bisnis dengan membentuk organisasi bisnis.

2. Wawasan Terbatas, Malas Belajar
Jika kita menjalankan usaha sendiri, dipastikan waktu dan perhatian kita akan habis hanya untuk menangani usaha tersebut. Padahal dunia bisnis berkembang sangat dinamis. Dibutuhkan wawasan yang makin lama makin luas. Tiadanya waktu untuk belajar seringkali menjadikan kita terjebak pada rutinitas yang akhirnya membelenggu bisnis kita sendiri. Menyediakan waktu sekedar untuk belajar perkembangan bisnis terbaru adalah langkah yang bijaksana.

3. Terlalu Pede, Sekehendak Hatinya Sendiri
Keberhasilan membangun sebuah usaha menjadikan diri kita menjadi PeDe (Percaya Diri). Namun kepercayaan diri yang berlebihan dapat menjerumuskan kita untuk bertindak sekehendak hatinya sendiri. Jika sudah sekehendak hatinya sendiri, kita akan sulit menerima pendapat orang lain sehingga secara otomatis kita juga sulit berkembang. Justru sebaliknya kita harus mampu mengembangkan usaha berdasarkan kepercayaan diri yang kita miliki.

4. Cenderung Mengikuti Pasar, Daripada Mendikte Pasar
Pernah mendengar bisnis latah? Inilah fenomena yang menarik di Indonesia. Kreatifitas kita hanya sebatas meniru untuk memperebutkan pangsa pasar yang terbatas. Padahal kesuksesan sebuah bisnis itu jika sudah mampu mendikte pasar. Lihatlah cara perusahaan-perusahaan besar mendikte konsumennya dengan produk-produk baru mereka. Meskipun masih dalam kategori kecil dan menengah, tidak diharamkan untuk mendikte pasar, setidaknya diwilayah kita sendiri.

5. Cenderung Pelit Berinvestasi Untuk Jangka Panjang
Mendapatkan uang memang tidak mudah. Namun juga tidak bijak jika setelah mendapatkan uang justru uang itu hanya disimpan untuk diri sendiri. Bisnis membutuhkan pengembangan. Pengembangan bisnis adalah investasi jangka panjang. Jika kita tidak pernah mengembangkan bisnis kita untuk bertahan dalam jangka panjang, bisa jadi kita hanya akan memiliki bisnis semusim belaka. Contoh paling mudah adalah berapa dana yang kita investasikan untuk mengembangkan SDM usaha kita? Pengembangan SDM mutlak dilakukan karena SDM adalah aset perusahaan yang membuat mimpi-mimpi kita menjadi kenyataan.

6. Cenderung Berfoya-foya Sebelum Waktunya
Menikmati hasil jerih payah tidak ada yang melarang. Namun berfoya-foya sebelum waktunya adalah tindakan yang sangat tidak bijaksana. Dikala bisnis kita masih membutuhkan dana pengembangan cukup besar, kita justru bersifat konsumtif dengan membeli mobil-mobil mewah yang pajaknya mahal dan BBM-nya boros. Penampilan kita dimata orang lain memang terlihat luar biasa, namun bisnis kita bisa jadi hanya biasa-biasa saja. Padahal konglomerat itu tidaklah diukur dari apa yang ia kenakan atau mobil apa yang dipakai, tetapi seberapa banyak unit-unit usahanya tersebar di seluruh dunia.

7. Cenderung Memandang SDM sebagai Budak, Bukan Sebagai Aset
Sebagai raja di kerajaan bisnis yang kita miliki sendiri membuat kita memiliki wewenang tak terbatas. Seringkali kita menerjemahkan kewenangan tak terbatas ini secara salah kaprah. Karyawan yang membantu kita anggap sebagai pembantu kita saja. Gaji kalau perlu sekecil-kecilnya supaya usaha kita untung besar. Kita tidak bisa mengontrol emosi didepan karyawan, sehingga bentakan atau hardikan adalah rutinitas biasa. Kita memerintah karyawan seenak hati kita. Mungkinkah cara memperlakukan karyawan seperti ini dapat memajukan usaha kita? Yang terjadi adalah kita sendiri akan kecapekan, sedangkan usaha tidak mengalami kemajuan, turn over karyawan sangat tinggi. Jika kita memandang karyawan sebagai aset, maka kita dapat menempatkan mereka sebagai mitra kerja untuk bersama-sama mencapai visi dan misi usaha kita.

8. Menganut Sistem Bisnis Yang Tertutup Sehingga Sulit Berkembang
Ini lazim diterapkan pada perusahaan perorangan. Contoh paling mudah adalah soal keuangan. Keuangan kita tutup-tutupi supaya karyawan tidak mengetahui berapa besar keuntungan perusahaan. Tujuannya supaya karyawan tidak menuntut macam-macam. Padahal semakin kita tidak percaya pada orang lain, maka orang lain juga semakin tidak percaya pada kita. Sistem bisnis yang tertutup tidak memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menyumbangkan tenaga dan pikirannya guna mengembangkan perusahaan tersebut. Akibatnya mudah ditebak, bisnis menjadi sangat rapuh karena hanya tergantung pada kemampuan kita saja. Tidak ada salahnya kita mulai membuka diri terhadap peran dari orang luar. Secara makro, Jepang dan Cina sudah membuktikan bahwa keterbukaan menghasilkan kemajuan.


Sumber : Ekotama, S. [tanpa tahun]. 8 KEBIASAAN YANG MEMBUAT PENGUSAHA UKM SULIT BERKEMBANG. http://www.ekotama.com/show.php?mode=artikel&id=32

Cari

Copyright Text