Dibedakan atas 2 bagian
yaitu lambung depan tanpa kelenjar dan lambung belakang / lambung sejati dengan
kelenjar. Dengan demikian terdapat lambung ganda misalnya pada ruminansia.
- Lambung
depan (Proventriculus)
Memiliki 3 daerah :
- Rumen
(lambung handuk)
- Retikulum
(lambung jala)
- Omasum
(lambung buku)
Ciri khas lambung depan
:
· Berselaput lendir kutan. Pada epitel
pipih banyak lapis yang bertanduk terdapat gelembung-gelembung, selanjutnya
disebut sel gelembung (vesiculated cell).
· Tidak terdapat kelenjar pada mukosa
maupun sub mukosa.
- Rumen
Mukosa membentuk
penjuluran makroskopik berbentuk batang yang hampir sama tingginya. Muskularis
mukosa tidak tampak sehingga tunika propria berbatasan langsung dengan sub
mukosa. Pada sub mukosa terdapat banyak pembuluh darah dan saraf tanpa adanya
folikel getah bening.
Sel gelembung terdapat
pada stratum lucidum yang sitoplasmanya sulit mengambil zat warna. Didalamnya
terdapat asam lemak dan pada sel-sel stratum corneum terdapat lipida dalam
bentuk trigliserida.
Tunika muskularis
terdiri atas 2 lapis : lapis dalam tersusun melingkar dan lapis luar tersusun
memanjang. Diantaranya terdapat jaringan ikat dengan ganglion otonom. Subserosa
agak tebal dan banyak mengandung sel lemak, pembuluh darah dan saraf. Lapis
paling luar terdiri dari serosa.
- Retikulum
Mukosa membentuk
penjuluran makroskopis yang memberikan aspek sebagai anyaman jala. Bangun
mikroskopis mukosa mirip dengan rumen, hanya pada penjuluran-penjuluran tinggi
tedapat otot polos sebagai kelanjutan dari muskularis mukosa esophagus.
Muskularis mukosa tidak
ada.Tunika muskularis seperti pada rumen terdapat 2 lapis dengan susunan yang
berbeda, dan merupakan kelanjutan dari tunika muskularis esophagus. Suleus
reticuli (ventriculer groove) jelast erdapat pada hewan muda yang masih
menyusui, yang secara tofografis terdapat di daerah retikulum omasum dan
abomasum.
- Omasum
Mukosa membentuk
penjuluran yang tinggi. Meskipun penjuluran satu dengan lainnya tidak sama
tingginya. Tidak terdapat folikel getah bening, tetapi muskularis mukosa ada
dan ikut naik mengikuti penjuluran sampai puncaknya. Pada penjuluran yang
tinggi otot polos dari tunika muskularis ikut naik dan pada puncak penjuluran
bersatu dengan muskularis mukosa. Pada penjuluran yang rendah hanya muskularis
mukosa yang baik dan menyebar membentuk balok otot polos.
Pada lantai omasum
didapat lipatan mukosa yang pada kambing sering ditemukan kelenjar bersifat
mukous atau seromukous. Bahkan pada sulcus reticuli domba dapat ditemukan
kelenjar meskipun tidak begitu nyata. Tunika muskularis ada 2 lapis : lapis
luar tipis dna lapis dalam lebih tebal.
- Lambung
belakang / lambung sejati
Ciri khas :
·
Memiliki lapis umum lengkap
·
Berselaput lendir, berkelenjar dengan
epithel silindris sebaris.
Berdasarkan macam
kelenjarnya dibedakan atas 3 daerah yaitu :
- Daerah
kardia dengan kelenjar kardia
Epitel permukaan
silindris sebaris, pada daerah foveolae gastrikae epitel semakin rendah dan
selanjutnya berubah menjadi epitel kelenjar kardia. Pada tunia propria terdapat
kelenjar kardia yang bersifat majemuk dengan ujung kelenjar membentuk gulungan.
Lumen kelenjar cukup jelas dengan epitel berbentuk kubis atau piramidal, pada
kutub bebasnya terdapat butir-butir musigen (babi). Parenkhim terdiri dari sel
pembentuk lendir dari sel. Fungsi kelenjar kardia menghasilkan lendir (mukous).
- Daerah
fundus dengan kelenjar fundus
Kelenjar ini paling
luas penyebarannya. Bangun kelenjarnya sedikit berbeda dengan kelenjar kardia,
karena kurang bercabang dan ujung kelenjarnya agak lurus. Leher kelenjar dapat
jelas dibedakan dari badan kelenjarnya karena bentuk epitelnya yang berbeda,
terdiri dari sel leher, sel utama dan sel parietal.
·
Sel leher (mucous neck cells)
Bentuknya silindris
rendah, inti terletak di basal, mengandung butir-butir yang dapat diwarnai
dengan musikarmin. Sel leher tidak banyak jumlahnya dan terdapat diantara sel
parietal dan sel utama di daerah leher kelenjar. Secara makroskopik elektron
sel leher memiliki mikrivili pendek pada permukaan sel, dipertautkan oleh
desmusoma dengan sel yang lainnya. Pada kutub bebasnya terkumpul butir-butir
berbentuk lonjong. Apparatus golgi jelas dna mitokhondria banyak. Sel leher
menghasilkan lendir dan mungkin urease.
·
Sel utama (chief cells / zymogenic
cells)
Berbentuk kubis atau
silindris rendah, tersebar pada ujung kelenjar dan paling banyak jumlahnya. Sel
utama mengandung butir-butir yang jelas pada kutub bebasnya dan diduga
mengandung pepsinogen, suatu bahan yang nantinya membentuk pepsin. Secara
mikroskop elektron terlihat butir-butir zymogen, apparatus golgi yang bersifat
supranutreal dan granuler endoplasmic reticulum. Pada sediaan histologik
sitoplasma memberi aspek basofil. Fungsi menghasilkan pepsin dan renin (pada
hewan muda).
·
Sel parietal (oxyntic cells)
Selnya besar dan
tersebar diantara sel utama dna sedikit menonjol keluar. Bentuknya piramidal
atau bulat, intinya besar dna bulat. Sitoplasmanya mengambil warna kuat dengan
eosin, phloxin dan asam anilin B. Ciri khas dari sel parietal adalah intra
selular kanalikuli berupa jalinan saluran halus sekitar inti, bermuara melalui
ujung sel ke dalam lumen kelenjar fundus. Secara mikroskop elektron kutub bebas
sel parietal menunjukkan invaginasi dalam membentuk kanalikuli. Sedangkan
kanalikuli diperlengkapi dengan mikrovili yang cukup panjang. Kutub bebas sel
parietal menonjol bebas kedalam lumen kelenjar dan berbatasan dengan sel
zymogen disekitarnya melalui terminal bars dan desmosoma. Sitoplasma memiliki
banyak mitokhondria granuler reticulum dan ribosoma sangat sedikit dan tidak
menunjukkan adanya butir sekreta. Apparatus golgi mengambil posisi
intranuklear. Fungsi menghasilkan HCL.
·
Sel Argentafin (Enterochromaffin cells)
Selain pada usus sel
argentafin terdapat pula pada fundus, tapi jarang pada pilorus. Sel ini
tersebar soliter diantara sel zymogen, berbentuk bulat atau memipih dan dalam
sitoplasmanya tersebar butir-butir halus yang dapat diwarnai dengan garam perak
atau khrom. Secara isoteknik dibedakan atas : true argentafin dan argylopholic
cells, karena yang pertama spesifik granula dan mampu mereduksi garam perak
tanpa mendapat pengerjaan pendahuluan, sedangkan yang ke dua justru memerlukan
bahan untuk mereduksi sebelum butir-butir bereaksi dengan perak.
Secara elektron
mikroskop inti menunjukkan adanya invaginasi dari dinding inti. Dalam
sitoplasmanya banyak tersebar butir-butir berbentuk bulat, masing-masing
terbungkus oleh membran yang longgar. Fungsi diduga sebagai tempat sintesa dan
penyimpanan dari 5-hidroksitriptamin (serotonin), suatu bahan perangsang
kontraksi otot polos. Disamping itu juga menghasilkan gastrin dan bradikinin
yang berfungsi untuk mengatur aktifitas motor
- Daerah
pilorus dengan kelenjar pilorus
Ciri khas pilorus
memiliki tebal foveolae gastriae yang paling dalam, menjorok sampai kira-kira
separuh dari tebal selaput lendirnya. Tipe kelenjarnya adalah tubulus sederhana
berdabang dengan ujung kelenjar berkelok-kelok. Lumen ujung kelenjar agak luas.
Epitelnya silindris, intinya terletak di basal, sitoplasma beraspek cerah.
Butir-butir sekretanya tidak jelas. Diantara sel-sel ujung kelenjar sering
terlihat adanya sel Stohr dengan sitoplasma dengan berwarna merah dan posisi
inti lebih ke tengah. Sel ini terlihat pada babi namun peranannya belum
diketahui dengan pasti. Fungsi : menghasilkan mukous sedikit protease dan
gastrin.
Sumber :