Usus besar terdiri atas
membran mukosa tanpa lipatan kecuali pada bagian distalnya (rektum) dan tidak
terdapat vili usus. Epitel yang membatasi adalah toraks dan mempunyai daerah
kutikula tipis. Fungsi utama usus besar adalah:
- Menyerap air selama proses pencernaan.
- Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus.
- Membentuk massa feses.
- Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari dalam tubuh dinamakan proses defekasi.
Lamina propria kaya
akan sel-sel limfoid dan nodulus limfatikus. Nodulus sering menyebar ke dalam
dan menginvasi submukosa. Pada bagian bebas kolon, lapisan serosa ditandai oleh
suatu tonjolan pedunkulosa yang terdiri atas jaringan adiposa – appendices
epiploidices (usus buntu).
Pada daerah anus,
membran mukosa mempunyai sekelompok lipatan longitudinal, collum rectails
Morgagni. Sekitar 2 cm di atas lubang anus mukosa usus diganti oleh epitel berlapis
gepeng. Pada daerah ini, lamina propria mengandung pleksus vena-vena besar yang
bila melebar berlebihan dan mengalami varikosa mengakibtakan hemoroid.
Sel-sel
endokrin saluran pencernaan.
Saluran pencernaan
mengandung sel-sel pembentuk polipeptida endokrin (hormon) berikut: sekretin,
glukagon, somatostatin, dan peptida menghambat lambung. Kolesistokinin – hormon
yang dihasilkan oleh mukosa usus halus dan secara fisiologis penting untuk
merangsang kontraksi kandung empedu dan sekresi pankreas. Aktivitas sistem
pencernaan diawasi oleh sistem saraf dan diatur oleh sistem hormon-hormon.
Rektum
dan Anus
Merupakan lubang tempat
pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung
terlebih dahulu pada bagian rectum.
Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rektum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot
spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot luri.
Gangguan
Sistem Pencernaan
Apendikitis
|
Radang
usus buntu.
|
Diare
|
Feses
yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat.
|
Konstipasi
(Sembelit)
|
Kesukaran
dalam proses Defekasi (Buang Air Besar).
|
Maldigesti
|
Terlalu
banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung.
|
Parotitis
|
Infeksi
pada kelenjar parotis disebut juga Gondong.
|
Tukak
Lambung/Maag
|
“Radang”
pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi Helicobacter pylori.
|
Xerostomia
|
Produksi
air liur yang sangat sedikit.
|
Gangguan pada sistem
pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi baktei
dan kelainan alat pencernaan. Diantara gangguan – gangguan ini adalah diare,
sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu
(Apendikitis).
Kelenjar
Pencernaan
Kelenjar
Saliva
Disamping
kelenjar-kelenjar kecil yang tersebar di seluruh rongga mulut, terdapat 3
pasang kelenjar saliva yang besar; kelenjar parotis, submandibularis (submaxilaris),
dan sublingualis.
Kelenjar saliva
tersusun atas unit-unit morfologik dan
fungsional yang dinamakan adenomer. Suatu adenomer memiliki bagian sekretoris
yang terdiri atas sel-sel glandularis. Dekat basis sel sekretoris dan duktus
interkalaris terdapat sel-sel otot polos yang disebut mioepitel. Kelenjar
saliva yang besar tidak semata-mata kelompokan adenomer tetapi mengandung
unsur-unsur lain seperti jaringan penyambung, pembuluh darah dan limfe, dan
saraf-saraf. Saluran yang terdapat dalam lobulus dinamakan duktus
intralobularis-bergabung menjadi duktus ekstralobularis.
Fungsi kelejar saliva
adalah membasahi dan melumasi rongga mulut dan isinya, memulai pencernaan makanan,
menyelenggarakan eksresi zat-zat tertentu seperti urea dan tiosianat, dan
mereabsorpsi natrium dan mengeksresi kalium. Fungsi utama pankreas adalah
menghasilkan enzim-enzim pencernaan yang bekerja dalam usus halus dan
mengeksresi hormone insulin dan glukagon ke dalam aliran darah.
Hati menghasilkan
empedu suatu cairan penting dalam pencernaan lemak; memegang peranan penting
pada metabolisme lipid; karbohidrat, dan protein’ menginaktifkan dan
memetabolisme banyak zat-zat tostik dan obat-obatan; dan peranan dalam
metabolisme besi dan sintesis protein-protein darah dan faktorfaktor yang
dibutuhkan untuk koagulasi darah. Kandung empedu mengabsorpsi air dari empedu
dan menyimpan empedu dalam bantuk pekat.
Struktur kelenjar
submandibularis (submaxilaris). Pada bagian sekretoris, asini terdiri atas
sel-sel piramid rosa dan mukosa dan tubulus-tubulus dari sel-sel mukosa. Pada
sel-sel surosa, inti eukromatik dan bulat, dan pada basal sel terdapat penimbunan
reticulum endoplasma granular (ergastoplasma). Apkes sel terisi oleh granula
sekresi prot ceous. Inti sel-sel mukosa gepeng dengan kromatin yang dapat padat
terletak dekat basal sel; mereka tidak mempunyai ergoplasama, dan mempunyai
granula-granula sekresi yang nyata. Duktus interkalaris pendek dan dibatasi
oleh epitel kubis. Sel ini bercorak terdiri atas sel-sel toraks dengan sifat
sel yang mentransfer ion, seperti invaginasi membran basalis dan penimbunan mitokondria.
Kelenjar
Parotis
Kelenjar parotis
merupakan kelenjar asinosa bercabang, bagian sekretorisnya terdiri atas sel-sel
seromukosa. Granula-granula sekresinya kaya akan protein dan memiliki
akitivitas amylase.
Kelenjar
Submandibularis (Submaxilaris)
Kelenjar
submandibularis merupakan kelenjar tubuloasiner bercabang. Bagian sekretorisnya
tersusun atas sel-sel mukosa dan seromukosa. Sel-sel seromukosa mengandung
granula-granula sekresi protein dengan aktivitas amilotik lemah. Sel-sel pada
kelenjar submandibularis dan sublingualis mengandung dan mengsekresi enzim lisosim,
yang aktivitas utamanya adalah
menghancurkan dinding bakteri.
Kelenjar
Sublingualis
Kelenjar sublingualis
merupakan kelenjar tubulo-asiner bercabang.
Histofisiologi
kelenjar saliva
Fungsi saliva adalah
membasahi dan melumasi makanan dilakukan oleh air dan glikoprotein. Saliva pada
manusia terdiri atas sekresi kelenjar parotis (25%), submandibularis (70%), dan sublingualis (5%).
Amilase saliva berperan dalam pencernaan amilum (karbohidrat). Pencernaan ini
mulai dalam mulut, tetapi juga berlangsung dalam lambung sebelum getah lambung
mengasamkan makanan, dengan demikian sangat mengurangi aktivitas amilase.
Sekresi saliva
diregulasi oleh sistem saraf simpatis dan parasimpatis, keduanya mempunyai
ujung-ujung saraf dalam kelenjar-kelenjar tersebut. Simpatis menghambat
parasimpatis memacu.
Pankreas
Pankreas tersusun atas
bagian eksokrin dan endokrin. Bagian endokrin terdiri atas pulau Langerhans,
dan bagian eksokrin terdiri atas kelenjar asiner, maka disebut bagian asini
pankreas.
Sel asiner pankreas
merupakan sel serosa, dan memilki sifat memsintesis protein. Setelah disintesis
dalam bagian basal sel, maka proenzim selajutnya meninggalkan retikulum
endoplasma kasar dan masuk apparatus Golgi. Proenzimproenzim tersebut
dikumpulkan dalam vesikel-vesikel sekresi yang disebut sebagai granula
prozimogen. Granula sekresi yang matang (granula zimogen), melekat pada membran
dan terkumpul pada bagian apical (ujung) sel. Bagian eksokrin pankreas manusia
mensekresikan:
- Air
- Ion-ion: bikarbonat.
- Enzim: karboksipeptidase, ribonuklease, deoksiribonuklease, lipase, dan amilase.
- Proenzim sebagai berikut: tripsinogen, kimotripsinogen.
Regulasi sekresi asini
pankreas diatur oleh 2 hormon – sekretin dan kolesistokinin (dahulu dinamakan
pankreoenzim) – yang dihasilkan oleh mukosa duodenum. Perangsangan nervus vagus
(saraf parasimpatis) juga akan meningkatkan sekresi pankreas.
- Sekretin bersifat merangsang sekresi cairan, sedikit protein (enzim) dan kaya akan bikarbonat. Fungsinya terutama mempermudah transport air dan ion. Hasil sekresi ini berperanan untuk menetralkan kimus yang asam (makanan yang baru dicernakan sebagian) sehingga enzim-enzim pancreas dapat dapat berfungsi pada batas pH netral optimalnya.
- Kolesistokinin (CCK) merangsang sekresi cairan (sedikit), banyak protein dan enzim. Hormon ini bekerja terutama dalam proses pengeluaran granula-granula zimogen. Kerja gabungan ke dua enzim tersebut menghasilkan sekresi getah pankreas yang kaya akan enzim.