Stem Cells


Sejarah

Pada awalnya stem cells atau sel induk penelitian ilmuwan kanada, yaitu Ernest A. McCulloch dan James E. hingga tahun 1960-an. Tetapi stem cells mulai digunakan di dunia kedokteran sejak keberhasilan tranplantasi sumsum tulang untuk pertama kalinya pada tahun 1968.

Definisi

Stem cell merupakan sel induk yang tidak/belum terspesialisasi. Sel induk  mempunyai 2 sifat:
  1. Kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain (differentiate). Dalam hal ini stem cell mampu berkembang  menjadi berbagai jenis sel matang, misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pankreas, dan lain-lain.
  2. Kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (self-regenerate/self-renew). Dalam hal ini stem cell dapat membuat salinan sel yang persis sama dengan dirinya melalui pembelahan sel.


Berdasarkan kemampuan berdiferensiasi, stem cell dibagi menjadi:
  1. Totipotent. Dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel. Yang termasuk dalam stem cell totipotent adalah zigot (telur yang telah dibuahi).
  2. Pluripotent. Dapat berdiferensiasi menjadi 3 lapisan germinal: ektoderm, mesoderm, dan endoderm, tapi tidak dapat menjadi jaringan ekstraembryonik seperti plasenta dan tali pusat. Yang termasuk stem cell pluripotent adalah embryonic stem cells.
  3. Multipotent. Dapat berdiferensiasi menjadi banyak jenis sel. Misalnya: hematopoietic stem cells.
  4. Unipotent. Hanya dapat menghasilkan 1 jenis sel. Tapi berbeda dengan non-stem cell, stem cell unipoten mempunyai sifat dapat memperbaharui atau meregenerasi diri (self-regenerate/self-renew)


Berdasarkan Sumbernya (1,3,4) Stem cell ditemukan dalam berbagai jaringan tubuh. Berdasarkan sumbernya, stem cell dibagi menjadi:
  1. Zygote. Yaitu pada tahap sesaat setelah sperma bertemu dengan sel telur
  2. Embryonic stem cell. Diambil dari inner cell mass dari suatu blastocyst (embrio yang terdiri dari 50-150 sel, kira-kira hari ke-5 pasca pembuahan). Embryonic stem cell biasanya didapatkan dari sisa embrio yang tidak dipakai pada IVF (in vitro fertilization). Tapi saat ini telah dikembangkan teknik pengambilan embryonic stem cell yang tidak membahayakan embrio tersebut, sehingga dapat terus hidup dan bertumbuh. Untuk masa depan hal ini mungkin dapat mengurangi kontroversi etis terhadap embryonic stem cell.
  3. Fetus. Fetus dapat diperoleh dari klinik aborsi.
  4. Stem cell darah tali pusat. Diambil dari darah plasenta dan tali pusat segera setelah bayi lahir. Stem cell dari darah tali pusat merupakan jenis hematopoietic stem cell, dan ada yang menggolongkan jenis stem cell ini ke dalam adult stem cell.
  5. Adult stem cell. Diambil dari jaringan dewasa, antara lain dari:

1.        Sumsum tulang. Ada 2 jenis stem cell dari sumsum tulang:
  • Hematopoietic stem cell. Selain dari darah tali pusat dan dari sumsum tulang, hematopoietic stem cell dapat diperoleh juga dari darah tepi.
  • Stromal stem cell atau disebut juga mesenchymal stem cell.

2.       Jaringan lain pada dewasa seperti pada:
  • Susunan saraf pusat
  • Adiposit (jaringan lemak)
  • Otot rangka
  • Pankreas


Adult stem cell mempunyai sifat plastis, artinya selain berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya, adult stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi sel jaringan lain. Misalnya: neural stem cell dapat berubah menjadi sel darah, atau stromal stem cell dari sumsum tulang dapat berubah menjadi sel otot jantung, dan sebagainya.

Sumber :             

               

Cari

Copyright Text