Mikroteknik merupakan suatu ilmu
yang mempelajari metode atau prosedur pembuatan preparat mikroskopik. Namun,
pendekatan secara teoritis pada pembelajaran mengenai mikroteknik, tidak
memadai untuk pemahaman secara menyeluruh mengenai mikroteknik. Pembelajaran
mengenai mikroteknik, lebih menekankan pembelajaran pada wilayah aplikatif,
meskipun pada dasarnya teoritis juga dibituhkan sebagai suatu petunjuj yang
harus dilalui agar pembuatan sediaan sesuai dengan prosedur kerja.
Pada mikroteknik, terdapat
beberapa jenis teknik dalam pembuatan praparat, yaitu:
Metode Sediaan Utuh (Whole Mounts)
Dengan metoda ini dipersiapkan
sediaan yang terdiri atas keseluruhan organisme (baik hewan maupun tumhuhan)
secara utuh. spesimen kultur, organ, maupun bagian organ, embrio, sel telur,
spermatozoa ,potongan syaraf,pembuluh darah, jenis-jenis selaput tipis dan
sebagainya. Melalui metoda ini diusahakan agar kita mendapat kesan bentuk
aslinya dengan mempertahankan format-format taga dimensinya. Yang menjadi
pembatas adalah faktor ukuran, ketabalan, serta tingkat transparansi sediaan
yang kita buat tersebut yang berkaitan dengan faktor pembesaran pengamatan
melalui mikroskop nantinya. Sediaan dengan ketebalan 2 mm dan transparan akan
memungkinkan untuk diamati sampai tingkat perbasaran tidak lebih dari 30 kali.
Sediaan dengan ketebalan 0,5 mm mungkin hanya akan mencapai tingkat perbesaran
100 kali. Sediaan permanen dengan ketebalan 0,2 mm atau lebih yang telah di
dehidrasidan diberi media pelekap memerluka adanya suatu penunjang gelas
penutup agar spesimen tidak menjadi rusak dan gelas penutupnya sendiri tidak
pecah karena proses pengeringan serta pengkerutan media tersebuut. Belakangan
ini umum pula digunakan tabung plastik yang dipotong-potong secara melintang
hingga dihasilkan cincin-cincin penunjang dengan ketebalan yang sesuai dengan
tinggi serta ketebalan speimen. Tepi tempat pemotongan sebaiknya dihaluskan
dengan mengunakan kerrtas amplas.
Whole mounth merupakan metode pembuatan preparat yang nantinya
akan diamati dengan mikroskop tanpa didahului adanya proses pemotongan. Jadi
pada metode ini, preparat yang diamati adalah preparat yang utuh baik itu
berupa sel, jaringan, organ maupun individu. Gambar yang dihasilkan oleh
preparat whole mounth ini terlihat dalam wujud utuhnya seperti ketika organisme
tersebut masih hidup sehingga pengamatan yang dapat dilakukan hanya terbatas
terhadap morfologi secara umum saja. Metode pembuatan preparat yang digunakan
untuk pengamatan secara menyeluruh, artinya mempelajari struktur vegetatif dan
reproduktifnya tanpa melakukan penyayatan terhadap tanaman tersebut karena
metode ini menggunakan semua bagian tanaman sebagai preparatnya. Tentu saja
tanaman yang diamati haruslah berukuran kecil sehingga dapat termuat pada objek
glass. Sedangkan pada tanaman yang agak besar bisa dilakukan pemangkasan agar
menjadi lebih rapi dan kecil. Metode whole mounth mempunyai kelebihan dan
kelemahan masing-masing. Kelebihan metode ini adalah dapat mengamati seluruh
bagian tanaman dengan jelas tiap bagian-bagiannya. Sedangkan kelemahannya
adalah metode ini hanya bisa dilakukan pada tanaman dengan ukuran yang kecil
saja tidak bisa tanaman yang besar sehingga metode ini perlu terus dikembangkan
dengan melakukan bebagai percobaan.
Metode Sediaan Irisan (Sectioning)
Cara pengerjaan melalui irisan atau sayatan ini dianggap sebagai teknik rutin ataupun teknik bagi penyiapan spesimen histologi amaupun patologi. Tebal tipisnya sayatan bergantung pada pengalaman serta tujuan penyiapan spesimen. Tebal sayatan yang umum berkisar antara 6-15 mikron (1 mikron = 0,001 mm). Ukura sayatan juga sangat bervariasi, mulai dari saytaan pembuluh darah yang sangat kecil hingga sayatan otak. Ukuran sayatan biasanya terbatas pada ukuran panjang lebar 2x3 cm karena ukuran yang demikian paling sesuai untuk direkapkan pada kaca preparat yang umum digunakan. Tentu saja ukuran spesimen yang cukup kecil akan mengjasilkan sayatan juga juga jauh lebih kecil dari ukuran sayatan tersebut.
Pengirisan atau penyayatan
umumnya dilakukan dengan bantuan mikrotom, walau seringkali dilakukan
penyayatan dengan tangan saja untuk jenis spesimen seperti tulang, gigi ataupun
benda-benda fosil seringkali diperlukan gergaji untuk memotongnya. Mikrotom adalah
jenis mesin khusus dirancang dan dipasarkan untuk tujuan mikroteknik. Mesin
tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga mampu untuk melakukan penyayatan
sesuatu spesimen dengan ketebalan yang sama atau paling kurang mendekati sama.
Metode Sediaan Uraian (Teasing Preparations)
Pengertian teasing adalah
menguaraikan. Untuk dapat memisahkan komponen suatu jenis jaringan maupun organ
tisu atau jaringan diuraikan dengan menggunakan jarum penguraian. Dengan
demikian pengertian teasng ini berarti juga pembedahan dalam skala kecil.
Tingkatnya pada pembedahan biasa dan pembedahan mikro yang dilakukan dengan
menggunakan jarum pengurai. Teasing ini dilakukan pada jenis sediaan segar yang
telah difiksasi dan mengalami pewarnaan
Secara umum jenis tisu yang bisa
ditelaah melalui metode ulas ini adalah darah, limfa, cairan sum-sum tulang
belakang, semen janan, sediaan air seni, serta beberapa lainnya. Masing-masing
biasanya memerlukan teknik perlakuan tersendiri dalam melakukan pengulasa atau
penyebaran pada kaca preparat. Untuk jenis cairan yang mengandung suspensi yang
tinggi densitasnya umumnya dicairkan dengan air atau serum darah dengan
perbandingan 1 : 5 atau 1 : 10.
Metode Sediaan Rentang
Pada metoda ini preparat belum
difiksasi, diperlakukan sedemikian rupa sehingga disamping jelas juga mendekati
keadaan aslinya dengan melalui perentangan. Jenis bahan siapan yang umum
direntang saat difiksasi adalah otot, syaraf, jenis jaringan tipis (selaput
yang membungkus jantung ,hate dan lain-lain).
Metode Sediaan Gosok
Jenis jaringan yang keras
sifatnya, seperti tulang, gigi, kuku dan beberapa lainnya mungkin sekali sangat
sukar untuk dibuat sediaan sayatan (kecuali bila mengalami berbagai perlakuan
khusus sebelumnya). Untuk mengatasi hal diatas tadi, maka umum juga dibuat
sediaan dengan metoda gosok. Tulang misalkan tulang paha, terlebih dahulu
dipotong-potong hingga ukuran beberapa mili hingga 1 – 2 cm. Potongan tersebut
kemudian digosok pada batu hingga cukup tipis untuk dapat diamati pada
mikroskop.
Metode Sediaan Supravital
Selain jenis-jenis metoda yang
dimanfaatkan materi yang mengalami matian dan fiksasi. Untuk pengamatan sel-sel
darah yang masih hidup umumnya digunakan zat warna vital seperti Yanus green
atau Neutral red, karena sel darah mempunyai kemampuan untuk menghisap zat
warna pada konsentrasi yang sesuai. Bila kedua zat warna tersebut dipakai
secara bersama-sama maka memungkinkan kita untuk mengamati mitokondria. Hanya
saja akan terjadi perubahan yang sangat cepat pada sel, karena sel dapat mati
oleh kedua warna tadi secara bersamaan.
Langkah-langkah yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan preparat awetan adalah fiksasi, dehidrasi,
clearing (penjernihan), embedding, pencetakan, dan pewarnaan. Fiksasi merupakan
suatu proses yang dilakukan untuk mempertahankan kondisi jaringan. Tujuan dari
fiksasi adalah untuk mempertahankan morfologi sel seperti semula, untuk
mencegah terjadinya otolisis, dan untuk mencegah pertumbuhan bakteri atau
jamus. Beberapa jenis bahan yang biasa digunakan sebagai bahan penfiksasi suatu
jaringan., yaitu formalin, alkohol, larutan carnoi, larutan zenker, larutan
helly, larutan bouin, larutan susa, omium, dan glutaraldehyde.
Dehidrasi pada pembuatan preparat
awetan bertujuan umenarik air dari dalam jaringan secara perlahan-lahan gara
jaringan tidak mengalami pengkeruta. Bahan yang digunakan adalah etaol dengan
konsentrasi yang dinaikan bertahap Setelah pendehidrasian, selanjutnya
dilakukan proses clearing. Bahan yang biasa digunakan, antara lain
xylol,toluol, kloroform, dan benzen. Bahan-bahan tersebut berguna sebagai
mediator antara larutan dehidrasi yang digunakan dengan larutan embeding yang
akan digunakan. Proses penghilangan larutan dehidran dalam jaringan yang
disertai dengan proses infiltarasi larutan embedding ke dalam jaringan disebut
sebagai impregnasi. Bahan impregnasi tergantung pada jenis bahan embedding yang
akan digunakan, antara lain parafin, carbowax, cellidin, double embedding,
epon, dan sintetik resin.
Pewarnaan pada preparat dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pewarnaan umum dan pewarnaan khusus.
Pewarnaan umum yaitu pewarnaan yang hanya untuk membedakan antara bagian inti
dan sitoplasmanya. Jenis bahan yang iasa digunakan dalam pewarnaan umum adalah
hematoksilin-eousin (HE). Pewarnaan khusus adalah pewarnaan yang digunakan
untuk melihat satu macam jenis organel atau untuk membedakan jaringan tertentu.
Beberapa metode yang digunakan dalam pewarnaa khusus adalah gomori, PAS
(periodic acid schiff), imunohistokimia, dan apotag. Prinsip dari pewarnaan
jaringan adalah brdasarkan pada afinitas antara zat warna dengan bahan yang
diwarnai.
Sumber :